SDGs 4: Quality Education | SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure | SDG 11: Sustainable Cities and Communities | SDG 17: Partnerships for the Goals
Pada Kamis, 18 April 2024, Fakultas Ilmu Budaya UGM mengikuti rangkaian acara UNESCO Jakarta bersama Universitas Tidar dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam memperingati Hari Warisan Dunia 2024. Mahasiswa Arkeologi UGM mengikuti kegiatan satu hari yang diadakan di Kampus II Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan upaya dari UNESCO untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama pada kelompok muda atau mahasiswa, pada keberagaman warisan budaya beserta menarik perhatian masyarakat pada kerentanan dari warisan budaya yang ada dan langkah untuk melindunginya. Kegiatan ini juga menunjukkan kolaborasi untuk pengelolaan situs warisan budaya yang meliputi aspek konservasi dan interaksi terhadap komunitas pelestari warisan budaya untuk pembangunan berkelanjutan.
Acara dimulai dengan pembukaan di lobi gedung Kampus II Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan pameran yang terdiri atas kerajinan lokal. Karya lokal tersebut terinspirasi dari warisan cagar budaya Indonesia, seperti dompet kulit berbentuk Borobudur, bubuk wedang khas Borobudur, permainan kartu tentang konservasi cagar budaya, miniatur candi Prambanan, dan lain-lain. Pembukaan diawali dengan foto bersama yang diikuti oleh perwakilan dari UNESCO Jakarta, UGM, Universitas Tidar, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan Balai Konservasi Borobudur. Acara kemudian dilanjutkan menuju Auditorium Kampus II untuk pembukaan oleh para perwakilan dan pembukaan spesial oleh Head of Culture Unit UNESCO Jakarta, Moe Chiba diikuti perwakilan dari Balai Konservasi Borobudur, Bapak Brahmantara. Dilanjutkan dengan sesi panelis oleh dua narasumber utama.
Narasumber utama pertama dan kedua, Bapak Brahmantara dari Balai Konservasi Borobudur dan Ibu Dian Nisa Anna Rahmayani, dari Balai Konservasi Sangiran memberikan sesi presentasi panel yang berjudul, “World Heritage Management, Community Engagement and Current Challenges”. Presentasi panel ini mempresentasikan bagaimana sebuah situs cagar budaya dikelola dan interaksi dari lembaga pengelola kepada masyarakat dengan tantangan pada masa kini. Kasus yang dijadikan contoh yaitu seperti pada pengelolaan Borobudur, Sangiran, dan pemaparan berbagai macam teknik pemetaan situs cagar budaya.
Para mahasiswa ketiga universitas mengikuti acara dengan duduk secara berkelompok serta turut memeriahkan acara dengan menyuarakan yel-yel dari masing-masing kelompok dan mengikuti dua sesi permainan pada selang acara. Kedua permainan berupa penyusunan teka-teki situs cagar budaya yang menekankan peran kerja sama kelompok untuk menyelesaikan teka-teki bersama. Mahasiswa diberikan waktu 15 menit untuk menyelesaikan teka-teki. Para pemenang dari teka-teki kemudian diberikan hadiah setelah acara berakhir.
Kegiatan Memperingati Hari Warisan Dunia yang diadakan oleh UNESCO Jakarta yang didukung oleh National Federation of UNESCO Associations in Japan (NFUAJ) memberikan dampak penting bagi masyarakat, terutama kepada mahasiswa. Pengenalan budaya dan kerajinan lokal serta pemaparan cara mengelola suatu situs cagar budaya atau warisan dunia adalah esensi dari membangun kesadaran bersama. Kesadaran untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang menjadi identitas daerah maupun nasional.