Fakultas Ilmu Budaya UGM selalu menjadi pilihan populer di kalangan mahasiswa yang bercita-cita berkarir pada bidang jurnalisme, hubungan masyarakat, pendidikan, dan seni. Namun, pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan setelah lulus seringkali membuat banyak siswa merasa bingung dan tidak yakin akan masa depan mereka.

Untuk menyikapi permasalahan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya bekerjasama dengan iRadio menyelenggarakan Career Day Talkshow bertajuk “How to be Content Creator”. Acara ini bertujuan untuk memberikan panduan bermanfaat bagi siswa tentang cara menavigasi jalur karir mereka dan membuat keputusan yang tepat tentang masa depan mereka.

Acara ini berjalan dengan baik sukses besar, berkolaborasi bersama Decolgen sebagai mitra, LEM FIB, dan iRadio. Talkshow tersebut menghadirkan Mahendra Duta Saputra sebagai narasumber yang menekankan bahwa apapun jurusan atau program yang dipelajari mahasiswanya, tujuan akhirnya selalu sama – berkarya atau berkreasi. Mahendra sebagai seorang content creator, tidak lupa memberikan trik menarik dalam menjadi content creator.

Pada sesi tanya jawab, siswa didorong untuk menyampaikan tanggapan dan pertanyaan masing-masing dan Mahendra memberikan jawaban dan dukungan penuh dari berbagai tanggapan dan pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa. Acara tersebut tidak hanya membahas bagaimana menjadi seorang content writer yang baik dan benar, namun juga bertujuan untuk menyoroti berbagai pilihan pekerjaan dan peluang kerja yang tersedia bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya.

Selaku pembawa acara, Saras Adellia menyatakan bahwa FIB UGM menawarkan berbagai macam jenjang karir bagi mahasiswanya, dan diharapkan acara Career Day ini dapat membantu mahasiswa FIB untuk setidaknya memetakan karir mereka jalur masa depan dalam studi mereka. Secara keseluruhan, acara ini berjalan dengan baik dan memberikan berbagai manfaat bagi mahasiswa. Mahasiswa merasa lebih terinformasi dan berdaya mengenai prospek karir masa depan mereka. Acara ini memberikan platform bagi mahasiswa untuk mendapatkan wawasan berharga tentang berbagai jalur karir dan peluang yang tersedia bagi mereka, sekaligus menumbuhkan semangat kolaborasi dan komunitas di antara para peserta.

Fakultas Ilmu Budaya UGM berdedikasi untuk melestarikan nilai-nilai budaya daerah dan mendorong pelestarian budaya. Fakultas akan selalu mendorong mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam acara kebudayaan merupakan salah satu cara kami dalam mencapai tujuan ini. Festival Budaya Menoreh pada hari Sabtu, 26 Agustus 2023 merupakan contoh utama bagaimana fakultas membantu melestarikan kekayaan warisan budaya daerah.

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja mengirimkan 25 mahasiswanya untuk mengikuti Festival Budaya Menoreh yang digelar di Kabupaten Kulon Progo. Festival yang dikenal dengan nama Kirab Budaya Kulon Progo ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo dan menampilkan perwakilan dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Mahadaya yang tergabung dalam BSO Sastro Obah menampilkan tarian Angkrek dan flashmob Gemu Famire dalam festival tersebut. Mereka berjalan dan menari secara interaktif sepanjang jalan bersama kontingen lain dan diiringi musisi dari band mahasiswa Antropologi, KawanAnt.

Mimi Savitri, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni FT UGM mengungkapkan kegembiraannya atas acara tersebut. “Pertunjukannya sangat menarik dan kami berharap dapat memacu kreativitas di masa depan,” ujarnya.

Kirab Budaya Kulon Progo juga menampilkan kompetisi, dan kelompok yang menang adalah dari SMKI Yogyakarta. Acara tahunan di Kulon Progo ini sangat dinantikan oleh para seniman di Yogyakarta dan sekitarnya.

Deni Maulana, merupakan mahasiswa berbakat dari program studi Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2023. Deni terpilih menjadi pembaca puisi untuk konser Kemerdekaan Gita Bahana Nusantara Republik Indonesia tahun 2023. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Hebatnya, Deni akan bergabung dengan 199 peserta muda lainnya dari seluruh Indonesia yang mewakili 33 provinsi yang tergabung dalam Gita Bahana Nusantara (GBN) 2023.

Tahun ini istimewa karena memperingati 20 tahun keterlibatan GBN dalam event nasional. Dan untuk pertama kalinya, mereka bersiap menampilkan bakatnya ke khalayak lebih luas di Konser Kemerdekaan Gita Bahana Nusantara 2023 “Menembus Batas”. Konser tersebut berlangsung di Museum bersejarah Fatahillah di Kompleks Kota Tua, Jakarta, pada 12 Agustus. Selaat untuk prestasinya Deni!

Prof. Dr Setiadi, M.Sos., M.Si., menyampaikan laporan mengesankan pada rapat senat terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-77 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Laporan tersebut menyoroti pencapaian luar biasa fakultas dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Fakultas telah menjunjung tinggi komitmennya untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi dan secara aktif terlibat dalam penelitian. Fakultas juga berperan penting dalam mempromosikan keragaman dan pemahaman budaya. Jelas sekali, fakultas telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam semua aspek pekerjaannya dan siap untuk terus unggul di masa depan.

Pada hari Selasa, 22 Agustus 2023, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Ujian Terbuka Promosi Doktor untuk M. Yuseano Kardiansyah. Acara tersebut menandai puncak dari penelitian dan kajian ekstensif M. Yuseano Kardiansyah, dengan memaparkan disertasinya yang bertajuk “Sastra Terjemahan Indonesia-Inggris: Kajian Produksi Kultural Pada Ruang Pascakolonial”.

Disertasi ini mendalami topik menarik mengenai investigasi praktik produksi karya sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris, khususnya mengkaji cara-cara penerjemahan tersebut “secara politis” yang dilakukan oleh agen-agen sastra penerjemah Indonesia-Inggris dalam ruang mediasi. Penelitian M. Yuseano Kardiansyah menyoroti proses yang kompleks dan beragam dalam penerjemahan karya sastra dalam konteks budaya yang berbeda, khususnya setelah masa kolonialisme.

Secara keseluruhan, karya M. Yuseano Kardiansyah merupakan bukti pentingnya memahami produksi budaya dan penyebaran sastra, serta bagaimana bahasa dan terjemahan bersinggungan dengan isu kekuasaan dan politik. Melalui analisisnya yang terperinci dan mendalam, ia telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang studi penerjemahan sastra, dan disertasinya pasti akan menjadi sumber yang sangat berharga bagi para sarjana dan praktisi.