Dalam upaya kolaborasi yang inovatif, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah bekerja sama dengan 12 universitas terkemuka di Asia untuk mempelopori pembentukan Asian Journal Network (AJN). Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum, D.A., mengatakan hal ini sebagai langkah antisipasi dan pengamanan bagi para pendidik sosial humaniora dari cengkeraman jurnal ‘predator’.
“Sehingga berbagai jurnal sosial humaniora bertumpu pada kualitas dan tidak terjebak pada cara kerja jurnal yang berorientasi finansial,” demikian tutur Prof Wening dalam menegaskan tujuan pembentukan Asian Journal Network pada Kamis, 5 Oktober.
Selain itu, pembentukan Asian Journal Network mempunyai tujuan yang lebih luas, yakni merevitalisasi peran mendasar jurnal akademis sebagai lahan subur bagi wacana ilmiah dan produksi pengetahuan yang ketat. Prof Wening mencatat bahwa Fakultas Ilmu Budaya baru-baru ini menjadi tuan rumah bagi perkembangan signifikan ini, menekankan komitmen jaringan untuk membina pertukaran akademik.
Di antara negara-negara terkemuka yang berpartisipasi dalam upaya monumental ini adalah Filipina, Tiongkok, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang. Inisiatif UGM memperluas upaya kolaboratifnya dengan memasukkan jurnal-jurnal terkemuka yang bereputasi internasional, seperti Kritika Kultura, Concentric, Kritike, Forum for World Literature, Winchen Review, Foreign Literature Studies, Wacana, dan CSEAS (Kyoto).
Prof Wening menggarisbawahi bahwa pembentukan AJN sejalan dengan visi yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas pendidikan—sebuah tujuan yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan meningkatkan standar pendidikan, inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia Indonesia, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing bangsa dalam mendukung agenda SDGs 2030. AJN mewakili langkah penting menuju realisasi tujuan pendidikan dan perkembangan yang penting ini