Pada 2018 silam, isu mengenai pengalihan jenjang Diploma 3 menjadi Diploma 4 pada pendidikan vokasi yang diampu oleh UGM telah santer terdengar. Tak luput, Balairung selaku salah satu pers mahasiswa di kampus biru ini pun turut mengulas hal tersebut pada laman berikut . Perubahan yang direncanakan merupakan upaya untuk menaikkan ranking UGM dalam jajaran World Class University (WCU), juga untuk menyambut pemenuhan kebutuhan industri yang kini memberi penghargaan lebih untuk lulusan D4.
Menyikapi fenomena tersebut di atas, Prodi S1 Pariwisata UGM yang diwakili oleh empat dosen pada Selasa (24/6) mengadakan sesi sharing bersama pengajar dari Prodi Pariwisata Griffith University, Dr. Maria Dharmesti. Sebagai program studi yang juga hadir di Sekolah Vokasi (SV), Prodi Pariwisata berusaha untuk memetakan dan memperjelas batas antara kurikulum D4 dan S1 supaya tidak terjadi tumpang tindih pengajaran. Diskusi yang berjalan kurang lebih dua jam, terhitung dari pukul sepuluh pagi di Gd. Soegondo ruang 611 tersebut berjalan dengan sangat menarik. Mengulik cukup dalam mengenai spesialisasi yang menjadi fokus dari jenjang pendidikan diploma dan strata satu, dan juga hubungan dengan dunia kerja, yang ternyata sudah saling mengakomodasi. Salah satu implementasi dari proses akomodasi tersebut adalah membuat silabus kuliah yang didasarkan pada tonggak keilmuan dan realita yang ada di masyarakat, sehingga dapat terus berkembang.
Lebih kurang pukul dua belas siang, diskusi diakhiri dengan kesimpulan yang telah dibahas secara komprehensif, antara lain bahwa pendidikan vokasi untuk D4 Pariwisata UGM hendaknya lebih menekankan pada peran teknis dan pendidikan lanjut tentang pariwisata, sementara strata satu ialah jenjang untuk fokus pada kemampuan analitis dan manajerial, yang selanjutnya bisa digunakan dalam langkah strategis mengambil keputusan di manapun alumni berkarya. Tentu disertai pula dengan harapan bahwa dunia kerja mampu memisahkan kemampuan dan fokus yang telah diformulakan oleh institusi pendidikan, supaya tidak terjadi ketidakcocokan dalam penerimaan SDM. [Tyassanti K.D]