Sejumlah warga masyarakat desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengunjungi kampus Fakultas Ilmu Budaya UGM pada hari Senin (17/9) untuk mengkuti sharing inisiasi dan pengelolaan desa wisata. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang 1 kampus FIB UGM ini juga dihadiri oleh Pengelola Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA mengungkapkan bahwa pariwisata bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki desa sekaligus sebagai upaya damai dalam merajut kembali kohesi sosial yang sempat terkoyak karena konflik.
Dalam paparannya, dosen Program Studi Pariwisata FIB UGM, Popi Irawan, S.S., M.Sc. mengungkapkan bahwa format pengembangan pariwisata di kawasan desa dalam bentuk desa wisata adalah salah satu alternatif pilihan yang paling menguntungkan dalam rangka memanfaatkan sumber-sumber daya pariwisata desa. “Format desa wisata adalah salah satu perwujudan pariwisata berkelanjutan, yang menekankan pada harmonisasi antara unsur-unsur sosial-budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup,” ungkapnya. Pengembangan desa wisata menuntut adanya partisipasi dan keterlibatan masyarakat desa seluas-luasnya, selain bahwa sebuah desa wisata mensyaratkan adanya atraksi atau daya tarik wisata, amenitas wisata, aksesibilitas yang baik, dan kelembagaan yang kuat.
Dalam kesempatan tersebut, warga masyarakat desa Selok Awar-Awar yang tergabung dalam perkumpulan Laskar Samudra mengungkapkan keinginan mereka untuk menginisiasi dan mengembangkan kawasan desa mereka sebagai desa wisata. Untuk itu, peran serta lembaga penddikan tinggi sangat diharapkan dalam rangka pendampingan masyarakat dalam mewujudkan desa wisata yang lestari dan memberdayakan. [popiirawan]