Mahasiswa Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya UGM berhasil meraih Juara 3 dalam Lomba Pidato Bahasa Jepang Nasional di Universitas Dharma Persada, Jakarta. Sarti Amelia Malewa, mahasiswa Sastra Jepang FIB UGM menempati posisi ke-3 dalam ajang Lomba Pidato Bahasa Jepang tingkat mahasiswa se-Indonesia ini. Lomba pidato ini diselenggarakan oleh Komaru Transportation Foudation dengan PERSADA-Hiroshima University Joint Project Center. Lomba yang diadakan pada 28 Oktober 2017 ini merupakan lomba kali kedua.
Sarti berhasil meraih peringkat 3 ini setelah proses seleksi dari berbagai perguruan tinggi di Indoesia. Dua bulan sebelum lomba Sarti harus melalui tahapan seleksi yang cukup ketat. Para peserta diminta mengirimkan esai dalam bahasa Jepang dengan tema transportasi terlebih dahulu.
“Jadi tahap awalnya buat esai, lalu diseleksi panitia, nanti panitia akan membaca 5 esai dari 10 universitas terpilih, nah selanjutnya dipilih satu yg akan berpidato di Jakarta” Jelas Sarti, Senin (30/10) di Fakultas Ilmu Budaya, UGM.
Perguruan Tinggi lain yang berpartisipasi dalam ajang ini di antaranya adalah Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Indonesia (UI), Universitas Hassanudin (UNHAS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Udayana, Universitas Brawijaya (UB) dan UNSADA.
Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan lalu lintas, dan untuk mendidik sumber daya manusia yang akan menjadi jembatan bagi Indonesia-Jepang di masa yang akan datang. Dalam pidatonya, Sarti menyampaikan tentang perbedaan lalu lintas dan transportasi di Indonesia dan di Jepang. Poin penting yang ditonjolkan Sarti adalah perbandingan transportasi umum antara dua negara.
Bagi Sarti, lomba pidato yang diikuti ini merupakan pengalaman pertamanya. “Sebelum pidato gugup banget, tapi ingat wejangan dosen, dibawa santai aja dan alhamdulillah bisa menikmati waktu pidato,” jelasnya.
Meskipun tidak mencapai targetnya untuk menjadi juara 1, namun Sarti tetap bersyukur. “Senang karena bisa juara tapi kecewanya tidak bisa mencapai target. Intinya harus bersyukur. Semua ini bukan hasil saya sendiri, namun berkat doa orang tua, dosen dan teman-teman,” imbuhnya.
Sarti juga berpesan kepada teman-temannya agar selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan, karena kalau tidak diberikan tantangan, tidak akan ada kemajuan. (Rizqi/Sam)