Anugerah Sastra dan Seni UGM ke-4: Merevitalisasi Ruang-Ruang Perbedaan
Malam Puncak Anugerah Sastra & Seni UGM ke-4 “Revitalisasi Penghargaan terhadap Perbedaan”; 10 November 2017, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hadjasoemantri UGM.
Yogyakarta, 6 November 2017 – Sastra dan seni merupakan aktivitas manusia yang secara historis ditujukan untuk mengasah akal dan budi manusia. Dua hal tersebut seringkali menjadi garda depan perjuangan kemanusiaan ketika aspek-aspek lain gagal mendobrak otoritarianisme sebuah rezim. Di berbagai penjuru dunia, sastra dan seni merupakan salah satu ekspresi yang dipergunakan untuk menggambarkan kesemrawutan tatanan sosial dalam kehidupan.
Jika dikaitkan dengan konteks kekinian, kesemrawutan tatanan kehidupan sosial terlihat secara nyata dengan hadirnya media dengan kemampuannya mengerahkan opini massa. Kehadiran media memberikan peran penting dalam penyampaian pendapat. Pada satu sisi, pendapat-pendapat tersebut memberi kesempatan kepada orang untuk menulis. Namun pada sisi lain, terkadang pendapat yang disampaikan tersebut menjadi suatu persoalan tersendiri jika dalam penyampaiannya meninggalkan aspek-aspek kesantunan dan kecendikiaan. Kuasa media massa menjadi semakin tidak terkendali ketika ruang virtual terbuka lebar. Kata-kata yang tidak santun seperti hinaan, cacian, hingga sumpah serapah banyak dijumpai dalam berbagai “kicauan’ yang disampaikan. Bahkan berita-berita palsu yang seolah-olah benar (hoax) seakan telah menjadi bagian dari konsumsi informasi sehari-hari.
Kehadiran sastra dan seni yang pada masa lalu pernah menjadi garda depan pengasah budi, tiba-tiba tergantikan oleh kehadiaran media massa dalam bentuk sosial media. Bahkan dalam lingkungan kampus sekalipun, karya sastra seolah mengalami penurunan penikmat, yang dibuktikan dengan semakin mengecilnya ketertarikan mahasiswa pada kajian puisi dan prosa. Hal ini sangat ironis, mengingat kedua genre sastra tersebut menempati peran penting sebagai salah satu sarana pengasah budi pekerti dengan menghadirkan makna-makna semiotika yang memerlukan kecerdasan pikiran dan perasaan untuk memahaminya.
Dalam usaha menjelaskan kembali pentingnya sastra dan seni sebagai pengasah budi dan kecendikiaan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara Anugerah Sastra dan Seni UGM ke-4 dan Lomba Sastra dan Seni UGM 2017. Kegiatan ini diselenggarakan dengan maksud sebagai salah satu langkah nyata dalam usaha memberi ruang ekspresi kepada para pelaku sastra dan seni untuk terus berkarya. Di samping itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk memicu kemballi gairah bersastra-seni sebagai salah satu alternatif sarana mengasah budi dan kecendikiaan. Ini merupakan bentuk kontribusi dan komitmen UGM terhadap perkembangan sastra dan budaya di Indonesia.
Lomba Sastra dan Seni UGM tahun 2017 ini mengangkat tema “Revitalisasi Penghargaan Terhadap Perbedaan”. Tema tersebut diangkat untuk mengingatkan kembali realitas bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural, bangsa yang dalam sejarahnya memiliki sejarah panjang dalam menghargai keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam aspek tersebut toleransi terhadap perbedaan sangat kental dalam berkehidupan.
Lomba Sastra dan Seni dalam rangka Anugerah Sastra & Seni UGM ke-4 ini telah berhasil menjaring 2.149 karya sastra dan seni, yang terkategori ke dalam lomba puisi, cerpen, fotografi, film pendek, penulisan meme, dan kritik sastra. Malam Puncak Anugerah Sastra dan Seni UGM ke-4 dilaksanakan pada Jumat (10/11) di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri kampus UGM Bulaksumur, yang menghadirkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc., yang merupakan alumni UGM. Selain itu, acara ini juga diisi dengan orasi budaya oleh sastrawan Prof. Dr. Budi Darma, M.A. dan pembacaan puisi oleh Christine Hakim dan Kedung Darma Romansha. Acara Malam Puncak Anugerah Sastra dan Seni UGM ke-4 ini juga menghadirkan pentas “Goro-Goro Diponegoro” oleh kelompok seni Mantradisi, Voice of Citizen, dan Rampoe UGM. (Humas FIB).
Berikut daftar pemenang lomba:
Daftar Pemenang Lomba Anugerah Sastra-Seni UGM 2017_x