Multikulturalisme dan demokrasi adalah roh penting di dalam diri manusia Nusantara. Dalam konteks itu, membangun kemanusiaan Nusantara merupakan pilar fundamental dalam membangun bangsa. Oleh sebab itu, humaniora Nusantara yang bersentuhan dengan hakikat kemanusiaan mencuat menjadi sebuah keutamaan yang harus senantiasa dikembangkan, baik melalui teropong reflektif, situasi kekinian, maupun dalam menapak masa depan bangsa.
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, sebagaimana otoritas dan tanggung jawab akademik serta sosial yang diembannya, ingin menjadi salah satu locus penting dalam membangun manusia Nusantara. Dalam rangka Dies Natalis ke-70, FIB UGM akan menggagas dua kegiatan utama, yakni Seminar Internasional dan Festival Kebudayaan Internasional, untuk meneguhkan kembali humaniora sebagai pilar penting dalam rangka memosisikan Nusantara sebagai entitas yang berbhinneka dan sebagai warga dunia.
Seminar internasional akan menghadirkan dua ahli yang memiliki kontribusi dalam pengembangan studi humaniora di Indonesia, yaitu Prof. Dr. Anthony Reid (ANU) dan Prof. Chua Beng Huat (NUS). Seminar yang dikemas dalam kuliah umum bersama dua pakar tersebut diselenggarakan pada Rabu, 24 Februari 2016. Pada hari kedua, 25 Februari 2016, seminar akan dilanjutkan dengan membincangkan perkembangan ilmu-ilmu humaniora dalam 70 tahun terakhir bersama para senior dan junior dalam berbagai bidang keilmuan di FIB UGM.
Adapun Festival kebudayaan internasional yang akan diselenggarakan Minggu, 01 Maret 2016 di Grha Sabha Pramana UGM akan dimeriahkan oleh partisipasi dari Kedutaan Besar negara-negara sahabat di Indonesia. Perhelatan kebudayaan internasional ini selain diisi dengan pentas seni tradisional dari negara-negara sahabat juga dimeriahkan dengan pameran makanan tradisional, pameran pakaian tradisional, dan pameran alat musik tradisional.
Selain kedua kegiatan utama tersebut, agenda lustrum FIB ini akan diramaikan pula dengan pergelaran wayang kulit. Adalah Eddy Pursubaryanto, dosen Prodi Bahasa dan Sastra Inggris yang juga seorang dalang senior FIB, akan membawakan lakon “Dasamuka Leno” pada Sabtu, 20 Februari 2016. Pergelaran ini juga akan disertai spontaneous translation dalam bahasa Indonesia, Jepang, Korea, Prancis, dan Arab yang akan dibawakan oleh Kitsie Emerson.
Sebagaimana telah rutin dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya, Dies FIB ke-70 juga akan diramaikan dengan pertandingan olahraga, anjangsana ke beberapa sesepuh Fakultas dan ziarah makam Sawitsari, donor darah, serta hari keluarga. Sebagai wahana mendekatkan para civitas akademika dan alumnus Fakultas Ilmu Budaya, pertandingan olahraga akan menguji kebolehan peserta dalam cabang olahraga bulutangkis, tenis meja, bola voli plastik, dan senam (2—10 Februari 2016). Selain itu, bekerja sama dengan PMI, FIB juga akan memberikan sumbangsih kepada masyarakat dengan mengajak civitas akademika untuk memperkuat semangat saling menolong dengan menyumbangkan darahnya dalam kegiatan “Donor Darah” pada 29 Februari hingga 1 Maret. Anjangsana ke rumah beberapa dosen dan karyawan purnatugas serta ziarah ke makam Sawitsari akan diselenggarakan 5 Februari 2016. Adapun hari keluarga akan dilaksanakan Minggu, 28 Februari 2016 di kampus FIB.
Rapat Senat Terbuka sebagai puncak rangkaian acara Dies akan dilaksanakan pada Kamis, 3 Maret 2016. Dalam rapat ini akan disampaikan pidato Dies dengan tajuk “Refleksi Kebudayaan dari Posmodernisme hingga Pseudosains” oleh Dr. Daud Aris Tanudirdjo, M.A. Rapat Senat Terbuka akan dikemas dengan nuansa budaya karena diiringi lantunan gamelan (karawitan) yang dibawakan Gamelan Mahasiswa Sastra Nusantara (Gamasutra) dan ditutup dengan penampilan paduan suara dosen dan karyawan FIB melalui salah satu lagu berjudul “Prau Layar”.