Di antara point penting yang terefleksi dari karya Pak Sartono Kartodirjo sebagaimana tergambar dari dua jilid bukunya, Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1600-1900 dan Pengantar Sejarah Indonesia: Sejarah Pergerakan Nasional (2014) adalah upaya dan kerja keras tanpa lelah. Ketika kedua buku beliau ditulis, Pak Sartono dalam kondisi yang kurang mengutungkan, terutama pada penglihatan beliau. Kerja keras Pak Sartono untuk mewujudkan karya ini harus menggunakan lensa tambahan, kenang Bambang Purwanto yang hadir sebagai pembicara dalam acara Launching dan Diskusi Buku Karya Sartono Kartodirdjo di Gedung Margono Fakultas Ilmu Budaya UGM, Senin, 10 November 2011. Oleh karena itu, jika hari ini kita mendiskusikan buah pemikiran Pak Sartono, maka buku ini memiliki nilai lebih dari sisi analisis peristiwa sejarah Sejarah Indonesia yang terjadi pada periode yang ditulis.
Dari buku Pak Sartono kita bisa belajar, bagaimana adaptasi Kerajaan Mataram terhadap perkembangan Islam yang selalu bergerak pada level emporium. Penyesuain jabatan panembahan pun dilakukan kerajaan untuk menyesuaikan dengan gerak perubahan yang berlangsung di Nusantara pada waktu itu, papar Bambang Purwanto.
Lebih lanjut, Bambang Purwanto mengatakan bahwa untuk memahami karya dan pemikiran Pak Sartono, maka harus membaca secara utuh karya-karya beliau yang lain seperti Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (1992), Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, suatu Alternatif (1982), dan buku Sejarah Nasional yang diedit oleh beliau, termasuk dua buku Pengantar Sejarah Indonesia yang didiskusikan ini. Meskipun demikian, sebenarnya Pak Sartono menginginkan ada jilid 3 dari buku pengantar, namun hingga akhir hayatnya, buku yang diharapkan itu belum juga ada. Oleh karena itu, Bambang Purwanto menantang sejarawan masa kini membuat buku sejarah yang mampu melengkapi karya-karya Pak Sartono, tentu dengan perspektif yang lebih luas dan integratif sebagai sejarah Indonesia.
Pak Sartono berhasil menciptakan tantangan bagi sejarawan masa kini dan salah satu tantangan itu adalah pada sisi yang belum tercover dalam karya Pak Sartono seperti sejarah dalam perpektif gender dan sejarah Indonesia yang terjadi pada tahun 1950-1960an, papar Dr. Farabi Fakih yang juga sebagai pembahas buku karya Sartono Kartodirjo.
Menurut Farabih Fakih, Pak Sartono berhasil memberi identitas yang baru pada sejarah Indonesia, karena ketika karya Pak Sartono ditulis, tantangan terbesarnya adalah bagaimana orang Indonesia menulis atau memperlakukan sejarahnya. Dengan pendekatan total history, Pak Sartono berhasil menghadirkan pengetahuan sejarah yang diperankan oleh orang-orang Indonesia sendiri melalui berbagai jejaring social dan ekonomi yang terbentuk antara kerajaan-kerajaan local dengan para pedagang. Pak Sartono dalam karyanya juga berhasil membedakan dengan baik sekat antara nerlando sentris dengan Indonesia sentries. Kedua pembahas sepakat bahwa karya Pak Sartono sebagai pemantik atau karya awal untuk dilanjutkan dengan mulai menulis karya sejarah selanjutnya yang lebih kaya dengan perspektif. Jadi, jangan pernah berhenti menulis sejarah, meskipun sudah ada Buku Indonesia dalam Arus Sejarah, karena masih banyak sejarah yang harus ditulis.
Bila membaca adalah proses dialog antara pengarang dan pembacanya, maka buku adalah medianya, tidak peduli kapan proses “membaca” itu dilakukan, tetapi harus tetap membaca, meskipun menulis buku jauh lebih sulit daripada hanya sebagai pembaca. Oleh karena itu, apresiasi tinggi perlu disematkan pada Pak Sartono, harap M. Nursam sebagai pimpinan Penerbit Ombak Yogyakarta yang ikut memberi sambutan pada kegiatan yang dikreasi oleh Jurusan Sejarah UGM tersebut.
Kontributor: La Ode Rabani-UGM
Mungkin usia sudah tidak muda lagi saya,tapi saya ingin sekali mempelajari tentang sejarah nusantara ini.
Adakah buku atau sumber informasi yang dapat saya baca.
Halo! Terima kasih sudah menaruh perhatian untuk mempelajari sejarah Nusantara yang indah ini. Untuk membaca sejarah Nusantara, saya merekomendasikan beberapa buku di bawah ini:
1. A History of Modern Indonesia – M.C. Ricklefs
2. Sejarah Nasional Indonesia Jilid I-VI – Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia
3. Seri Nusa Jawa: Silang Budaya – Denys Lombard
Semoga rekomendasi buku ini bermanfaat. Terima kasih telah berkomentar!