Sudah hampir satu bulan kami kembali menjalani rutinitas di kampus FIB UGM setelah sebelumnya mengikuti Summer School di Universität Hamburg, Jerman. Selain pengalaman-pengalaman pribadi yang mengesankan, ada banyak informasi yang kami dapatkan yang mungkin akan berguna jika disampaikan kepada civitas akademik lain di lingkungan fakultas ini.
Seputar Program Summer School
Summer School bertema Mutual Perceptions in Europe and Southeast Asia di Universität Hamburg merupakan rangkaian kegiatan summer school yang diadakan pada bulan Agustus 2013 di FIB UGM. Sebagai bentuk kerja sama lanjutan, Universität Hamburg memberikan kesempatan kepada dua lulusan S2 FIB UGM untuk mengikuti program summer school dengan tema yang sama di Jerman selama satu bulan.
Dalam perkembangannya, ketika kami terpilih untuk mengikuti program tersebut, FIB UGM memberikan dukungan dana tambahan untuk memperpanjang waktu summer school menjadi tiga bulan. Selain itu, kami juga diwajibkan untuk membuat proposal atau rancangan penelitian sebagai syarat utama mengambil studi S3.
Universität Hamburg: Der Forschung, Der Lehre, Der Bildung
Semboyan di atas, secara sederhana berarti penelitian, pengajaran dan pendidikan. Seperti semboyan tersebut, yang kami lihat pertama kali dari universitas ini adalah pelayanan yang sangat sistematis yang memprioritaskan segala jenis kebutuhan terkait penelitian dan pengajaran. Dalam segi infrastruktur, tidak ada yang terlalu berbeda dengan sistem pelayanan yang ada di FIB UGM. Perbedaan hanya terletak pada bagaimana infrastruktur tersebut ditata, difungsikan dan diintegrasikan satu dengan yang lain.
Misalnya saja perpustakaan. Koleksi perpustakaan bisa diakses secara online dan sistem yang disediakan memungkinkan pengguna untuk mengakses seluruh koleksi yang ada di masing-masing perpustakaan fakultas di Universität Hamburg. Beberapa koleksi terutama jurnal bisa dibaca online atau diunduh secara cuma-cuma dan legal. Seandainya tidak bisa diunduh, setiap katalog buku disertai dengan sinopsis dan daftar isi buku sehingga orang dapat mengetahui dengan jelas buku apa yang hendak mereka pinjam. Sistem pelayanan perpustakaan ini semi-mandiri, artinya, pengguna perpustakaan bisa memesan atau memperpanjang pinjaman secara online dari akun pribadi masing-masing kapan dan di manapun mereka berada. Lama waktu peminjaman adalah satu bulan dengan jumlah maksimal 50 buku. Perpustakaan ini juga buka setiap hari, dari jam 09.00-24.00 di hari kerja dan 09.00-19.00 pada hari Jumat-Minggu.
Fasilitas lain yang perlu dicermati adalah sistem transportasi dan pusat-pusat kegiatan mahasiswa. Seperti di UGM, Universität Hamburg juga menyediakan fasilitas peminjaman sepeda secara gratis dengan jangka waktu maksimal 30 menit. Universität Hamburg juga memiliki beberapa halte untuk perhentian bis dan stasiun bawah tanah untuk kereta api.
Beberapa fasilitas yang terintegrasi dengan lingkungan kampus, yang mendukung kegiatan-kegiatan mahasiswa di universitas ini juga cukup menarik. Ada sebuah bioskop di lingkungan kampus bernama Abaton. Bioskop ini memutar baik film-film komersial maupun film-film dokumenter, film-film festival dan film-film lokal buatan mahasiswa. Untuk pembelian tiket, disediakan diskon yang bervariasi terutama untuk penonton yang memiliki kartu mahasiswa.
Universität Hamburg juga memiliki area taman yang luas, yang dikenal dengan sebutan planten and bloomen. Selain sebagai tempat preservasi berbagai jenis flora, taman ini juga menjadi area tempat berbagai pertunjukkan diadakan. Kami sempat menyaksikan pertunjukkan musik Hamburg Jazz 2014 dan festival kembang api di taman ini.
Selain bioskop dan taman di atas, Universität Hamburg juga memiliki banyak public space baik yang termasuk dalam wilayah administratif universitas maupun yang dimiliki pihak lain seperti kafe-kafe, restoran, dan toko-toko buku. Yang menarik bagi kami kemudian adalah situasi di Universität Hamburg ini telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga batas-batas antara yang universitas dan yang milik publik lebur menjadi satu.
Hamburg: Dari Jendela Kamar Kami
Selama tiga bulan di Hamburg, kami sempat tinggal di dua tempat yang berbeda. Satu bulan pertama, kami tinggal di hotel Seemanns Mission, di daerah pelabuhan Fischmarkt di Distrik Altona. Dua bulan berikutnya kami tinggal di asrama mahasiswa Mission Akademie, di daerah Hochkamp. Pada minggu-minggu pertama, kami benar-benar hidup dalam atmosfer kota pelabuhan yang khas. Dari jendela kamar, kami bisa melihat aktivitas pelabuhan, burung-burung yang terbang dan hinggap, bahkan sesekali kami melihat kapal pesiar dari berbagai negara melintas pelan. Di hotel, kami sering bertemu awak kapal pesiar tersebut, yang beberapa di antaranya berasal dari Indonesia. Sesekali kami makan Indomie bersama mereka sambil berbincang ringan.
Di sekitar tempat kami tinggal itu, setiap hari Minggu pagi diadakan pasar Fischmarkt. Berbagai jenis ikan dijual di situ. Buah-buahan dan bunga-bunga segar juga menjadi favorit para pelanggan. Kami juga sempat ikut merayakan hari jadi pelabuhan Hamburg yang dikenal sebagai Hafengeburtstag di pelabuhan sekitar Sungai Elbe pada tanggal 9-11 Mei yang lalu. Berbagai jenis kapal ikut dalam parade perayaan. Diadakan pula pertunjukkan musik dan festival makanan di sekitar pelabuhan.
Dua bulan berikutnya kami tinggal di Hochkamp, salah satu daerah elite di Hamburg. Hochkamp merupakan daerah permukiman yang sangat tenang dengan jalan lengang dan pohon-pohon rindangnya. Situasi ini sangat kondusif bagi kami, mengingat berbagai tugas yang perlu kami kerjakan. Dari asrama inilah kami berangkat ke kampus setiap hari, mengikuti kursus Bahasa Jerman pada hari Jumat dan melakukan ekskursi di setiap akhir pecan. Ekskursi dilakukan di kota sekitar Hamburg, yang termasuk dalam liga kota Hanseatic pada Abad Pertengahan Eropa. Selain kota-kota Hanseatic, kami juga sempat mengunjungi Berlin untuk belajar mengenai sejarah Jerman pada periode Perang Dunia II dan 1960-an.
Masih di seputaran Hochkamp, jika merasa jenuh, kami hanya perlu berjalan-jalan di seputar kompleks dan mampir di beberapa tempat yang bagi kami cukup menyenangkan. Kami menemukan kompleks makam tua yang luas dan sangat indah. Kami juga menemukan beberapa toko kecil yang menjual sepatu buatan tangan dan beberapa tempat di mana sering diadakan live music atau pertunjukkan seni lainnya. Di antara berbagai tempat itu, Dante kafe menjadi favorit kami. Di sore-sore yang cerah, kami biasa membeli gelato dan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dari tempat kursus bahasa di kafe ini.
Sampai saat harus kembali ke Indonesia, banyak daerah yang belum kami kunjungi, terutama beberapa museum di sekitar Hamburg. Sampai pada saatnya pulang juga, kami tidak pernah merasakan summer seperti dalam bayangan kami. Suhu secara keseluruhan selalu dingin dan sesekali hujan. Daftar berbagai tempat yang belum kami kunjungi itu masih tersimpan dengan baik karena kami berharap beberapa bulan lagi kami bisa kembali ke tempat ini untuk melanjutkan studi. Semoga.
Yogyakarta, Juli 2014