Terdapat berbagai jalan terkait keberadaan koleksi benda-benda Indonesia yang tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. Setelah didirikan pada tahun 1837, benda-benda dari Indonesia menjadi salah satu bagian koleksi museum tersebut sejak tahun 1860. Selain dari Indonesia, museum yang awalnya merupakan bangunan rumah sakit ini menyimpan koleksi benda-benda dari hampir seluruh dunia.
Barang-barang dari Indonesia yang berada di sana antara lain didapatkan melalui ekspedisi ilmiah, temuan-temuan penduduk pribumi, rampasan perang, serta pertukaran hadiah antara pemerintah Belanda dengan raja-raja di Indonesia pada waktu itu. Benda-benda yang ditemukan didokumentasikan dengan rapi dan detail. Jika ada dua barang yang ditemukan, maka salah satunya disimpan di museum Batavia, sedangkan yang lain dibawa ke Belanda.
Demikian dikatakan Silvy Werdani Puntowati, M.A., Museum Docent di Volkenkunde Museum, Jum’at (25/4), dalam diskusi ilmiah yang bertajuk Sejarah Asal Koleksi Indonesia di Volkenkunde Museum, Leiden, Belanda. Diskusi yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya UGM bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) cabang Yogyakarta ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan beberapa perwakilan dari pengurus museum, perpustakaan, serta kantor arsip dari daerah Yogyakarta.
Sebelum barang-barang dari Indonesia, barang-barang koleksi museum ini adalah kepunyaan Philipp Franz von Siebold. “Dulu dokter berkebangsaan Jerman ini mendapatkan barang-barang tersebut dari pelayarannya ketika menjadi dokter militer Belanda”, ujar nya.
“Barang-barang dari Indonesia terutama arca-arca asli candi Singhasari kini tersimpan dengan baik di museum,” jelas lulusan Antropologi Budaya UGM ini. (Humas)
Untuk mendapatkan tulisan Sejarah Raden Hamzah pejuang Jambi,pada tahun 1906 di Dusun Tuo Limbur lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo propinsi Jambi