• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 4: Education for sustainability
  • SDGs 4: Education for sustainability
  • hal. 7
Arsip:

SDGs 4: Education for sustainability

Petualangan Sherina: Banda Neira dan Arkeologi

Rilis Berita Kamis, 15 Februari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 4: Education for Sustainability | SDGs 5: Gender Equality | SDGs 5: Empowerment | SDGs 9: Cooperation | SDGs 10: Reduced Inequalities | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 11: Cultural Heritage | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Capacity Building

Banda Neira merupakan tempat wisata yang saat ini sedang menjadi topik perbincangan oleh masyarakat lokal maupun internasional. Bagi Sherina, seorang mahasiswi Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya UGM yang melalukan KKN di pulau tersebut, Banda Neira bukan hanya sekedar tempat untuk berwisata, melainkan juga sebagai surga bagi dirinya dengan Benteng Belgica sebagai salah satu ikonnya. Sherina tertarik pada kenyataan bahwa setiap batu yang tersusun menyimpan sebuah cerita dan misteri dari masa lalu yang menanti untuk dipecahkan. Sherina mengungkapkan, “Banyak orang tidak tahu tentang benteng ini, atau hanya sekedar tahu dari sisi belakang uang seribu rupiah, tanpa adanya penjelasan rinci. Untuk apa benteng ini dahulu digunakan? Apakah fungsi dari setiap ruangannya? Apakah makna dari kelima sisinya? Apakah untuk pengawasan atau untuk tujuan lain?”

Sebagai penggemar arkeologi, Sherina menemukan berbagai peninggalan intangible dan tangible di Banda Neira, khususnya di benteng tersebut. Ia pun sempat terlibat dalam diskusi dengan rektor salah satu universitas yang berbagi ketertarikan terhadap peninggalan sejarah. Menariknya, peninggalan sejarah yang tersebar di Banda Neira pun bervariasi dari berbagai zaman, seperti yang ia katakan, “Minat saya terhadap peninggalan kolonial membuat saya terpesona oleh Banda Neira. Namun, peninggalan yang berada di sana tidak hanya terbatas pada era kolonial saja. Saya sempat berkunjung ke museum yang bernama ‘Rumah Budaya’, di mana saya menemukan berbagai artefak dari zaman pra-sejarah seperti duri dan tulang ikan.”

Perjalanan Sherina meluas melampaui buku teks dan ruang kuliah, menyelami ke dalam rahasia sejarah dan seluk beluk Banda Neira. Pada akhirnya, petualangan Sherina di Banda Neira mencerminkan dampak mendalam dari pengalaman langsung dalam memupuk apresiasi yang lebih dalam terhadap sejarah dan warisan budaya. Dengan adanya tulisan ini, ia mengajak rekan-rekan mahasiswa untuk menjelajahi wilayah-wilayah yang belum tersentuh dan melestarikan sejarah yang tersemat dalam warisan budaya kita.

 

Foto 1: Benteng Belgica yang berlokasi di Banda Neira dan sisi belakang uang seribu rupiah. 

BULAN CHURNIATI: PEREMPUAN SASTRA DAN BISNIS DIGITAL

HEADLINERilis Berita Selasa, 13 Februari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 4: Education for Sustainability | SDGs 4: Access to Education | SDGs 5: Gender Equality | SDGs 5: Empowerment | SDGs 5: Equal Opportunities | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 8: Creativity and Innovation | SDGs 9: Industry, Innovation, and Infrastructure | SDGs 9: ICT Infrastructure Cooperation | SDGs 9: Access to the Internet | SDGs 9: Industrial Diversification | SDGs 10: Reduced Inequalities | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions | SDGs 16: Education | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Global Partnership | SDGs 17: Fostering innovation

Berbeda rasanya ketika kita melangkah kepada hal di luar kemampuan kita, berbeda rasanya ketika mahasiswa sastra menceburkan diri dalam lomba hackathon, dan masih berbeda anggapannya ketika wanita terjun dalam bisnis bahkan memimpin. Hal inilah yang sebenarnya ingin diraih dalam program 2023 UNESCO-UNITWIN Advanced Workshop & Hackathon di Sookmyung Women’s University (SMU), Seoul, Korea Selatan pada bulan November-Desember 2023. Bulan Churniati, mahasiswi Sastra Inggris di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada tidak pernah sedikitpun berekspektasi bahwa program inilah yang akan membawanya berkompetisi di kancah internasional sekaligus dapat merasakan jalan-jalan ke luar negeri untuk pertama kalinya.

Mahasiswa UGM yang Mengikuti Training

Bukan perjalanan yang sepele, program ini mengharuskan kita untuk diseleksi terlebih dahulu dari ratusan mahasiswa internal universitas kemudian barulah mengikuti training dan siapa yang terbaik akan mewakili Universitas Gadjah Mada di jenjang internasional nantinya. Sungguh suatu kehormatan yang memang wajib dibanggakan bagi Bulan mendapatkan pengalaman luar biasa ini, meskipun mungkin sedikit tersirat beban untuk menampilkan yang terbaik sebagai perwakilan Universitas terbaik di indonesia. Pasalnya, ada banyak ide-ide kreatif dari negara pesaing yakni Vietnam, Laos, dan Kamboja—dari ide membuat audiobook, aplikasi pengentas fast fashion, kesehatan, dan masih banyak lagi. Walakin, tajuk mahasiswa yang diberikan, mengharuskan para peserta untuk mengangkat kepala tinggi-tinggi dengan membahas isu UMKM yang tentu membuahkan hasil.

Bulan Churniati pada Program APWINC

Sebelum mengikuti training ini, Bulan mengaku masih terlalu takut untuk memulai bisnis sendiri dan hanya berputar pada kegairahan teoritis yang ia rintis—PKM-K tentang kewirausahaan, kompetisi business case dan business plan, dan membuat konten UMKM orang lain. Hingga datanglah APWINC yang memberinya banyak ide, relasi, dan keberanian untuk memulai dan mengembangkannya membuka toko online sendiri, ya, setitik langkah tapi yang paling bermakna di tahun 2023 ini. “Terima kasih atas dukungan PIKA UGM sebagai pendamping dan penyedia segala informasi, FIB UGM sebagai fakultas tercinta, dan UNESCO atas program yang luar biasa, serta seluruh pihak yang terlibat. Kata ‘selesai’ takkan menghentikan hasrat saya, melainkan akan membuat lebih haus untuk belajar—tunggu saya di sini untuk membagikan cerita lagi.” ungkap Bulan Churniati.

Antropologi Budaya di Italia: Meresapi Keunikan dan Keanekaragaman Napoli melalui Program Erasmus+

Rilis Berita Selasa, 13 Februari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 4: Education for Sustainability | SDGs 5: Gender Equality | SDGs 5: Empowerment | SDGs 9: Cooperation | SDGs 10: Reduced Inequalities | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Global Partnership

Vina Aulia, mahasiswi program studi Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, mendapat kesempatan untuk melakukan program pertukaran pelajar ke University of Naples “L’Orientale” selama satu semester melalui program Erasmus+. Progam ini merupakan program yang diinisiasi oleh pemerintah Uni Eropa untuk memberikan pendanaan untuk mahasiswa, staf pendidik, dan lembaga pendidikan tinggi untuk mengembangkan kerja sama internasional, meningkatkan kualitas pendidikan, serta mempromosikan pemahaman antarbudaya.

Tinggal di luar negeri yang jauh dari Indonesia merupakan pengalaman yang baru bagi dirinya. Terlebih, kesempatan itu merupakan pertama kalinya ia pergi jauh ke negara orang yang memiliki kultur yang sangat berbeda dengan Indonesia. Melalui tulisan ini, ia ingin berbagi pengalaman pertukaran pelajar yang menakjubkan ke negara yang dijuluki sebagai Negara Pizza dan Gelato.

Pada minggu-minggu pertama, ia mengalami culture shock akibat berbagai kebiasaan dan kultur yang berbeda. Jika di Indonesia nasi sangat mudah ditemukan, lain halnya dengan di Italia di mana roti, pasta, dan pizza merupakan makanan pokoknya. Ketersediaan nasi di sana sangatlah jarang, dan harganya pun jauh lebih mahal. Salah satu yang terkenal dari Kota Napoli adalah Pizza Margherita-nya. Menariknya, tiga komponen utama dalam pizza tersebut yang merupakan saus tomat, mozzarela, dan daun basil melambangkan bendera Italia yang berwarna merah, putih, dan  hijau. Selain itu, makanan ini pun juga dikaitkan dengan simbol identitas persatuan Negara Italia.

Berbicara soal musim, ia juga harus beradaptasi dengan perbedaan suhu yang lumayan mencolok dengan kehidupannya di Indonesia. Saat awal ia datang, di bulan Februari, Italia masih mengalami musim dingin. Walaupun tidak sedingin kota di bagian utara Italia lainnya, tetapi menurutnya itu sudah sangat dingin. Di pagi hari, suhu bisa mencapai 5 derajat celcius, yang menyebabkan Vina memakai pakaian berlapis-lapis setiap harinya.

Menurut sebagian besar masyarakat luas, Kota Napoli biasanya identik dengan kota yang kotor, miskin, dan memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi. Namun, hidup dalam kurun waktu yang cukup lama di kota tersebut menyadarkannya bahwa ternyata Napoli juga menghadirkan berbagai sisi unik yang jarang ditemui di kota lainnya. Masyarakatnya yang ramah dengan intonasi tingginya yang khas, pizza margherita yang autentik, gang-gang sempit yang dipenuhi oleh ornamen klub sepak bola Napoli, Gunung Vesuvius yang terlihat setiap harinya, serta arsitektur bangunannya yang kuno membuatnya takjub akan kota ini. Perpaduan antara budaya Eropsa dengan Mediteranian yang unik bahkan membuat Napoli dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO.

Ketika biasanya hidup di negara yang bermayoritas Muslim, di Napoli ia menjalani kehidupan sebagai minoritas. Rata-rata masyarakatnya beragama Kristen-Katolik. Salah satu temannya yang berasal dari Italia pernah mengatakan bahwa setidaknya terdapat 500 gereja di Napoli yang telah ada sejak ratusan tahun silam. Masjid sangat jarang ditemui, yang ada hanyalah mushola kecil yang biasanya didatangi oleh imigran asal Bangladesh atau India. Meskipun Vina merupakan minoritas dengan agama Islam, akan tetapi ia tidak pernah mengalami diskriminasi seperti yang orang lain ceritakan ketika hidup di Eropa. Bahkan, masyarakat sering memujinya kareja hijab yang ia kenakan dan raut wajah dengan karakteristik Asia yang eksotis. Ia pun juga menjalin persahabatan dengan banyak biarawan dan biarawati asal Indonesia yang sedang menjalankan tugas di sana.

Salah satu pengalaman lain yang membuatnya terkesan dengan Napoli adalah mengenai kultur perayaan klub sepak bola lokalnya, yang biasa dikenal dengan nama scudetto, yang merupakan perayaan bagi klub sepak bola Italia yang berhasil memenangkan pertandingan dan merebut Trofi Liga Italia. Tahun kemarin, Napoli menjadi pemenang setelah 33 tahun sejak masa keemasannya berlalu. Saat mengikuti perayaan ini bersama teman-teman lainnya, ia tidak hanya melihat kegembiraan bagi masyarakat Napoli, tetapi juga sukacita dan perasaan emosional yang sulit dijelaskan. Mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang tua turut merayakan scudetto dengan bahagia. Malam itu, seluruh kota Napoli dipenuhi dengan kebahagiaan dan kemenangan, langit-langitnya dipenuhi oleh petasan dan kembang api yang berwarna merah menyala.

Tinggal di Italia tentu saja menjadi salah satu pengalaman hidup yang paling berharga untuknya. Ia juga berkesempatan untuk mengunjungi berbagai negara Eropa lainnya, seperti Hungaria, Ceko, Swiss, dan Austria. Dari segi wisata, Eropa juga banyak memberikan keuntungan kepada pelajar seperti tiket kereta yang lebih murah hingga beberapa tiket masuk museum dan tempat bersejarah yang gratis. Tinggal di benua Eropa mengajarkannya untuk lebih menghargai perbedaan kultur dan karakter masyarakat yang sangat berbeda. Ia banyak belajar mengenai perspektif baru dari teman-temannya yang berasal dari negara lain. Culture shock yang ia alami di awal juga mengizinkannya untuk lebih memahami keadaan sebagai salah satu bentuk adaptasi budaya agar dapat bertahan hidup. Vina sangat bersyukur atas pengalaman yang tak terlupakan ini, dan ia harap supaya teman-teman yang membaca tulisan ini juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama.

KUNJUNGAN SMA WACHID HASYIM 1 SURABAYA

Rilis Berita Senin, 12 Februari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education for Sustainability | SDGs 5: Equal Access | SDGs 9: Affordable Access | SDGs 10: Reduced Inequalities |SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions | SDGs 16: Education | SDGs 17: Partnership for the Goals | SDGs 17: Capacity Building

Jarak jauh yang ditempuh dari Surabaya ke Yogyakarta rupanya tidak menghalangi mereka untuk tetap menunjukkan rasa antusias mereka ketika mendengarkan, menyaksikan, dan berdiskusi segala hal mengenai Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada pada rabu, 7 februari 2024. Mulai dari sesi kuis sampai dengan sesi tanya jawab, mereka sangat semangat rebutan agar ditunjuk. Pertanyaan yang mereka lontarkan pun berbobot dan sangat beragam, ada yang bertanya mengenai beasiswa, sistem pendaftaran, sampai kegiatan-kegiatan yang dilakukan jika menjadi mahasiswa disini. Para murid Sekolah Menengah Atas ini yang memang dari awal sudah memiliki ketertarikan di bidang sosial, dilihat dari jurusan yang mereka ambil adalah jurusan IPS, banyak dari mereka yang berangan-angan ingin melanjutkan pendidikan di Fakultas ini. Jurusan yang mereka inginkan pun sangat beragam, ada pariwisata, arkeologi, bahasa dan kebudayaan korea, sastra jepang, dan lain-lain. 

Salah satu perwakilan guru yang memberikan pidato pembukaan berkali-kali mengucapkan syukur dan terima kasihnya atas sambutan hangat yang mereka terima, serta berharap di masa depan mereka akan melahirkan banyak generasi-generasi unggul yang mampu bersaing dan layak menjadi bagian dari Universitas Gadjah Mada ini. Dua guru lainnya juga yang turut ikut dalam rombongan tersebut sangatlah humble untuk meluangkan waktu berjabat tangan sembari bersenda gurau sebentar sebelum meninggalkan ruangan. Selain ucapan yang hangat, mereka juga memberikan cinderamata dan bingkisan besar berupa oleh-oleh khas Surabaya yang mereka bawa jauh-jauh. Setelah berbincang-bincang ringan sebelum pulang, dilakukan sesi foto bersama. Kunjungan ini ditutup dengan membawa kesan yang sangat menyenangkan. Para murid dan guru-guru yang mendampingi melanjutkan kunjungan dengan berkeliling melihat-lihat suasana di Fakultas Ilmu Budaya sembari sesekali mengabadikan momen dengan kamera ponsel mereka.

Relasi dan Wawasan Luas dengan Multibahasa

Rilis Berita Senin, 12 Februari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 4: Education for Sustainability | SDGs 5: Gender Equality | SDGs 5: Equal Opportunities | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 8: Creativity and Innovation | SDGs 8: Development Oriented Policy | SDGs 9: Industry, Innovation and Infrastructure | SDGs 9: Affordable Access | SDGs 10: Reduced Inequalities | SDGs 10: Education | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Fostering Innovation

Berinteraksi dengan orang lain merupakan aspek vital dalam kehidupan manusia, dan bahasa menjadi instrumen utama yang memungkinkan adanya komunikasi. Bahasa, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, memberikan wadah bagi pertukaran informasi, pemberian respon, hingga transfer ilmu pengetahuan. Bahkan, dalam komunikasi nonverbal, bahasa isyarat juga memiliki peran penting. Keanekaragaman bahasa di berbagai daerah menunjukkan kompleksitas interaksi manusia. Oleh karena itu, menguasai banyak bahasa membawa sejumlah keuntungan yang tidak bisa diabaikan.

Pertama-tama, keberagaman bahasa memberikan akses lebih luas terhadap informasi. Dengan menguasai berbagai bahasa, seseorang dapat mengeksplorasi dan memahami berbagai konten yang mungkin tidak dapat diakses hanya dengan satu bahasa. Dengan begitu, keterampilan multibahasa membuka pintu menuju pengetahuan yang lebih mendalam dan beragam.

Kedua, bahasa yang dikuasai juga mempengaruhi lingkungan sosial seseorang. Setiap bahasa seringkali terkait erat dengan komunitas tertentu. Dengan menguasai bahasa-bahasa yang digunakan dalam lingkungan tersebut, seseorang dapat lebih mudah terlibat dalam interaksi sosial, membangun hubungan yang lebih erat, dan memahami nuansa budaya setempat. Sebagai contoh, dengan menguasai bahasa daerah, seseorang dapat lebih dekat dengan masyarakat setempat dan membangun kedekatan emosional yang lebih baik.

Ketiga, keuntungan lain dari menguasai banyak bahasa adalah peningkatan akses terhadap ilmu pengetahuan. Dengan banyaknya bahasa yang dikuasai, seseorang dapat mengakses literatur, riset, dan sumber daya pendidikan dalam berbagai bahasa. Hal ini dapat membuka pintu menuju wawasan yang lebih luas dan mendalam, memungkinkan perkembangan intelektual yang lebih kaya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menguasai banyak bahasa tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi, tetapi juga membuka peluang yang luas dalam hal pengetahuan, interaksi sosial, dan pemahaman lintas budaya. Oleh karena itu, investasi dalam pembelajaran berbagai bahasa akan memberikan manfaat yang signifikan dalam perjalanan hidup seseorang. Di Pusat Bahasa FIB UGM, tersedia beragam kursus bahasa asing yang dapat kalian ikuti di setiap periodenya. Kali ini, Pusat Bahasa FIB UGM sedang membuka pendaftaran kursus bahasa asing untuk periode Maret hingga April 2024 yang akan ditutup pada akhir Februari 2024. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo daftarkan dirimu demi relasi dan wawasan yang lebih luas!

1…56789

Rilis Berita

  • Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Korea UGM Sukses Raih Juara Utama di Lomba KSI Yogyakarta 2025
  • Basket Asik IKMASA: Latihan Rutin, Seru-Seruan, dan Cari Bakat di Lapangan
  • Fun Match Futsal IKMASA: Seru-Seruan Bareng, Bangun Semangat dan Sportivitas
  • IKMASA Badminton Time: Seru-Seruan Bareng di Tengah Kesibukan Kuliah
  • Elvira Sundari Raih Juara 1 Duta Bahasa DIY 2025

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY