Sudah 4 bulan masyarakat Indonesia hidup di bawah tekanan wabah virus corona dan banjir informasi mengenai wabah tersebut. Data statistik dunia dan Pemerintah Indonesia menunjukkan bagaimana serangan wabah hingga hari ini masih terus naik, belum ada tanda-tanda mereda kecuali di beberapa negeri yang masyarakat dan pemerintahnya sangat disiplin. Namun pada akhir Juni, sikap waspada masyarakat terhadap wabah menjadi sangat kendor. Konsep “new normal” yang digulirkan Pemerintah di berbagai negeri ditanggapi sebagai “back to normal”, kembali aman seperti sedia kala. Keadaan ini sungguh bertolak belakang dengan dua bulan pertama masa wabah, dimana banyak masyarakat mengambil tindakan ekstra ketat untuk membendung wabah, sekarang masyarakat bersikap seolah-olah sudah tidak ada masalah. Bagaimana kita bisa memahami semua ini?
Webinar FIB kali ini akan mengeksplorasi keragaman pengalaman “new normal” yang sepertinya terlalu dini ini secara komparatif antar wilayah melalui perspektif arkeologis, historis, linguistik, sastra dan etnografis.
Jadwal:
03 Agustus 2020 13.00 – 15.00 WIB
Penyaji:
Atik Wiastiningsih, Tokyo University of Foreign Studies, Perilaku Masyarakat Menghadapi COVID-19 di Jepang
Rudy Wiratama, Program Studi Sastra Jawa, FIB UGM, Perilaku Masyarakat Menghadapi COVID-19 di Yogyakarta dan Solo
Ashika Pradnya Paramitha, Deakin University, Perilaku Masyarakat Menghadapi COVID-19 di Australia
Ramayda Akmal, Hamburg University, Perilaku Masyarakat Menghadapi COVID-19 di Jerman