(Yogyakarta 10/8) Fakultas Ilmu Budaya UGM menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia melalui Institute of The Malay World and Civilization. Nota Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA dan Prof. Dr. Supyan Hussin, Direktur Institute of The Malay World and Civilization, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) pada hari Jumat, 10 Agustus 2018 bertempat di Ruang Sidang Pimpinan FIB UGM. Dalam kesempatan ini Dekan didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, Dr. Agus Suwignyo, M.A. dan Ketua Prodi Sastra Jawa, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum serta beberapa orang dosen Prodi Sastra Jawa FIB UGM.
Nota Perjanjian Kerja Sama antara FIB UGM dengan UKM ini diantaranya berisi kesepakatan antara kedua belah pihak dalam rangka memajukan kerja sama akademik yang di antaranya mencakup kerja sama penelitian, publikasi, dan pengembangan kapasitas institusi. Secara nyata, kerja sama ini akan diwujudkan dalam kerja sama pendidikan dan penelitian dalam bidang kajian kesusastraan dan linguistik bahasa Jawa dan bahasa Malaysia. Namun demikian, program-program yang berkaitan dengan bidang kajian lain akan tetap diakomodir dalam skema perjanjian kerja sama ini. Di samping itu, kedua institusi sepakat untuk merealisasikan kerja sama ini dalam bentuk program kerja sama penyelenggaraan temu ilmiah atau seminar bersama, publikasi karya ilmiah dosen di kedua pihak, serta pertukaran mahasiswa dan dosen.
Dalam kesempatan ini, Dekan FIB UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum, DEA mengungkapkan bahwa seyogianya segala persoalan yang menyangkut ASEAN dapat diselesaikan dan dicari solusi pemecahannya di lingkup negara-negara ASEAN sendiri. Hal senada juga diungkapkan Professor Supyan Hussin, yang mengatakan bahwa sudah saatnya pusat-pusat pengkajian budaya dan bahasa Melayu dan Indonesia tidak hanya berada di luar kawasan Asia Tenggara, seperti yang selama ini ada di SOAS, University of London, atau di Universitas Leiden di Belanda, namun juga ada pusat-pusat unggulan kajian bahasa dan kebudayaan serupa di Malaysia dan Indonesia. Lebih jauh, Dekan FIB UGM mengungkapan bahwa penandatanganan nota kerja sama ini akan semakin memperkuat dan meningkatkan hubungan kemitraan di antara dua institusi di negara yang serumpun ini.[popiirawan]