Kamis, 27 Maret 2014
Ruang Sidang 1 FIB UGM: Pukul 13.00
Terbuka Untuk Umum & Disediakan Kudapan
Kesuburan Hidup sebagai Landasan Ontologis Struktur Sosial Hubula, Papua
Pemateri : Yulia Sugandi*
Abstrak
Pembangunan modern mengadopsi model perubahan sosial yang bersifat universal dan mensyaratkan konteks lokal untuk memenuhi standar ‘kualitas perikehidupan’ yang ditetapkan oleh agen perubahan sosial (gereja dan pemerintah). Oleh karena perang tradisional (traditional warfare) yang dilakukan masyarakat Hubula di lembah Palim, Papua, dianggap sebagai salah satu elemen yang menghambat pembangunan, maka pelbagai upaya pasifikasi dilakukan para agen perubahan sosial guna menghilangkan tradisi tersebut serta menumbuhkan inferiority complex (rasa diri tidak berharga dan tidak memenuhi standar sosial) yang mendorong Hubula untuk mencapai target perubahan sosial. Pasifikasi yang juga disertai dengan kekerasan dan penindasan budaya menghasilkan biaya kemanusiaan yang tidak sedikit. Upaya sebaliknya dilakukan melalui penelitian etnografi guna membuka jalan menuju ethnodevelopment yang memberikan ruang bagi perubahan sosial yang bermartabat. Proses perubahan sosial ditelusuri dengan menggunakan kerangka alternatif yang memfokuskan pada penemuan pelbagai relasi dalam masyarakat daripada akumulasi modal. Ini menghasilkan pemahaman baru terhadap perang tradisional dalam kaitannya dengan daya tahan Hubula mempertahankan kesuburan hidup di tengah arus perubahan sosial.
*Penulis adalah alumni Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD). Artikel ini merupakan ekstraksi dari disertasi Doktoral penulis berjudul The Notion of Collective Dignity among Hubula in Palim Valley, Papua (Martabat Kolektif masyarakat Hubula di lembah Palim, Papua) yang telah diuji pada tahun 2013 di Institut Etnologi, Universitas Muenster, Jerman.)